1.1 Pengertian Proyek
Proyek adalah suatu kegiatan
yang mempunyai jangka waktu tertentu dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk
melaksanakan suatu tugas yang telah digariskan.
Menurut D.I Cleland dan W.R.
King (1987), proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun
dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa pembangunan/perbaikan
sarana fasilitas (gedung, jalan, jembatan, bendungan dan sebagainya) atau bisa
juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari pengertian di atas, maka
proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara (waktu terbatas), tidak
berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan waktu akhir, sumber
daya terbatas/tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Pengertian proyek dalam pembahasan ini bidatasi dalam arti proyek
konstruksi, yaitu proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan).
1.2 Tahap Perencanaan untuk Pelaksanaan Proyek
Secara garis besar tahapan
proyek konstruksi dapat dibagi menjadi:
1.
Tahap
Perencanaan (Planning)
Merupakan
penetapan garis-garis besar rencana proyek, meliputi
Rekruitment konsultan
(MK, perencana) untuk menterjemahkan kebutuhan pemilik, membuat TOR, survey,
feasibility study kelayakan proyek, pemilihan desain, schematic design, program
dan budget, financing. Disini merupakan tahap pengelolaan (briefing), studi,
evaluasi dan program yang mencakup hal-hal teknis ekonomis, lingkungan, dll
Hasil dari tahap ini
yaitu:
a. Laporan Survey
b. Study Kelayakan
c. Program dan Budget
d. TOR (Term Of Reference)
e. Master Plan
2.
Tahap
Perancangan (Design)
Tahap
ini memiliki dua sub tahap yaitu:
1. Tahap Pra-Desain
(Preliminary Design)
Yang mencakup kriteria desain,
skematik desain, proses diagram blok plan, rencana tapak, potongan, denah,
gambar situasi/site plan tata ruang, estimasi cost.
2. Tahap pengembangan Desain
(Development Design) / Detail Desain (Detail Design).
Merupakan tahap pengembangan
dari pra rancangan yang sudah dibuat dan perhitungan-perhitungan yang lebih
detail, mencakup :
a.
Perhitungan-perhitungan detail (struktural maupun non
struktural) secara terperinci
b.
Gambar-gambar detail (gambar arsitektur, elektrikal, struktur,
mekanal, dsb)
c.
Outline specification (garis besar)
d.
Estimasi cost untuk konstruksi secara terperinci
3.
Tahap
Pengadaan/Pelelangan
Tujuan
dari tahap ini adalah untuk menunjuk Kontraktor sebagai pelaksanan atau
sejumlah kontraktor sebagai sub-kontraktor yang melaksanakan konstruksi di
lapangan.
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam tahap ini adalah :
a. Prakualifikasi
Seringkali dalam tahap
pelelangan diadakan beberapa prosedur agar kontraktor yang berpengalaman dan
berkompeten saja yang diperbolehkan ikut serta dalam pelelangan. Prosedur ini
dikenal sebagai babak prakualifikasi yang meliputi pemeriksaan sumber daya
keuangan, manajerial dan fisik kontraktor yang potensial, dan pengalamannya
pada proyek serupa, serta integritras perusahaan. Untuk proyek-proyek milik
emerintah, Kontraktor yang memenuhi persyaratan biasanya dimasukkan ke dalam
Daftar Rekanan Mampu (DRM)
b. Dokumen
Kontrak
Dokumen kontrak sendiri
didefinisikan sebagai dokumen legal yang menguraikan tugas dan tangjung jawab
pihak-pihak yang terlibat di dalamnya. Dokumen kontrak akan ada setelah terjadi
ikatan kerjasama antara dua pihak atau lebih. Sebelum hal itu terjadi terdapat
proses pengadaan atau proses pelelangan dimana diperlukan Dokumen lelang atau
dokumen tender.
4.
Tahap Pelaksanaan
(Contruction)
Tujuan
dari tahap pelaksanaan adalah untuk mewujudkan bangunan yang dibutuhkan oleh
pemilik proyek dan sudah dirancang oleh Konsuktan Perencana dalam batasan biaya
dan waktu yang telah disepakati, serta dengan kualitas yang telah disyaratkan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah merencanakan, mengkoordinasikan,
dan mengendalikan semua operasional di lapangan.
Perencanaan
dan pengendalian proyek secara umum meliputi :
a.
Perencanaan
dan pengendalian jadwal waktu pelaksanaan
b. Perencanaan dan pengendalian organisasai
lapangan
c.
Perencanaan
dan pengendalian tenaga kerja
d. Perencanaan dan pengendalian peralatan dan
material
1.3 Persiapan Proyek Konstruksi
Sebelum kontraktor memulai pelaksanaan suatu proyek konstruksi, yang
harus
dilakukan antara lain :
a. Mempelajari
kembali seluruh dokumen kontrak, terutama gambar-gambar, spesifikasi teknis,
spesifikasi umum, dan peraturan-peraturan yang terkait.
b. Melakukan
tinjauan ulang terhadap data yang diperoleh waktu tender : harga bahan, upah,
biaya sub kontraktor, peralatan, biaya tak langsung dll.
c. Melakukan
tinjauan dan survai lapangan yg lebih teliti untuk memperole data dan informasi
tentang : kondisi lapangan, jalan masuk, lokasi material, tenaga kerja dll.
d. Mempersiapkan
SDM, peralatan dan keuangan
e. Mempelajari
peraturan-peraturan yg terkait dgn keg.konst mis: perda, perpajakan, perijinan,
K3.
1.4 Penyusun Rencana Pelaksanaan
Sebelum dimulai aktifitas atau kegiatan di lapangan secara fisik, hal yang
sangat penting adalah : penyusunan rencana pelaksanaan.
Penyusunan rencana pelaksanaan ini biasanya dilakukan oleh :
a.
Bagian teknik perusahaan : untuk proyek skala kecil dan tidak begitu complicated.
b.
Tim penyusun yang terdiri dari gabungan unsur teknik (pusat) dan calon
manajer/ personil yang akan ditempatkan di proyek tersebut.
Dalam menyusun rencana pelaksanaan, beberapa hal
yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Teknis
: adalah rencana yg mengadung aspek-aspek teknis a.l :
a. Perencanaan site plan ( tata letak bangunan )
b. Pembuatan gambar-gambar yg mendukung pelaksanaan seperti :
·
Gambar jalan kerja/ access road
·
Gambar kantor lapangan, gudang, barak pekerja, kantor direksi/
konsultan
·
Gambar kerja (shop drawing ), gambar konstruksi
2. Manajerial : adalah rencana pelaksanaan yg hanya mengandung aspek-aspek
manajerial yaitu ;
a. Pembuatan metode kerja, jadwal kerja :
·
Jadwal pelaksanaan ( time Schedule)
·
Jadwal pendatangan bahan ( Material Schedule )
·
Jadwal pendatangan alat ( Equitpmen Schedule )
·
Jadwal pendatangan TK ( Manpower Schedule )
·
Jadwal pemakaian subkontraktor ( Subcontractor Schedule )
b. Rencana organisasi pelaksanaan
·
Struktur organisasi proyek dan susunan personalia
·
Pembagian kerja dan alur tugas ( job description dan job flow )
c. Rencana Anggaran Biaya Proyek ( RAP )
·
Biaya Langsung Proyek ( BLP )
·
Biaya tak Langsung Proyek ( BTL )
d. Rencana arus cash ( Cosh Flow
) yg terdiri dari :
·
Cash in : rencana penerimaan termijn (bulanan /monthly payment)
·
Cash Out : Rencana pengeluaran atau rencana pembayaran :
Ø
Rencana pembayaran upah
Ø
Rencana pembayaran bahan/ material
Ø
Rencana pembayaran sub kontraktor
Ø
Rencana pembayaran peralatan
Ø
Rencana pembayaran biaya tak langsung (BTL) : biaya pegawai dan umum (
BPU )
·
Cosh Out Non Flow : Pajak, penyusutan, bunga bank
e. Rencana Pengendalian/
monitoring
f. Rencana Mutu
g. Rencana Keselamatan kerja
(safety plan )
1.5 Rencana Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum kontraktor memulai kegiatan pelaksanan di lapangan, kontraktor
harus membuat rencana pelaksanan pekerjaan yang menjadi pedoman operasional
bagi semua personil di lapangan.
Dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi, kegiatan
yang dilakukan mengikuti pedoman dan urutan yg sesuai dgn metode pelaksanaan konstruksi
yang telah disusun dan ditetapkan sebelumnya.
1. Persiapan pekerjaan
Dalam tahapan persiapan sebelum memulai
pekerjaan, personil yang akan ditugaskan menangani proyek harus memperhatikan
hal-hal sbb :
a. Mempelajari dan mendalami secara detail isi
dokumen/kontrak yang sudah disepakati antara pemilik pekerjaan dengan
kontraktor :
·
Isi pasal-pasal kontrak, apakah ada pasal yg belum jelas
·
Spesifikasi teknis
·
Syarat – syarat pelaksanaan
·
Gambar kontruksi
·
Risalah anwyzing
b. Melakukan peninjauan kelapangan untuk mendapatkan data :
·
Harga bahan, upah, subkontraktor
·
Keadaan dan kondisi lapangan yg lebih detail dan akurat.
·
Budaya dan adat istiadat dan kondisi masyarakat yg lebih detail
·
Ketersedianya SDM yg akan diperlukan
c.
Mempersiapkan segala perijinan yg berkaitan dgn kegiatan proyek, misalnya
ijin pengangkutan alat berat, pengangkutan material/ bahan dll.
2. Site Instalation/ tata letak Bangunan
Salah satu kegiatan
perencanaan teknis yg juga sangat penting adalah perencanaan tata letak
bangunan ( site
instalation ) Pemilihan lokasi untuk penempatan bangunan sementara harus mempertimbangkan:
·
Kebutuhan minimal untk menunj aktivitas selama pelaksanaan
·
Ketentuan yg diminta sesuai kontrak/ spesifikasi
·
Metode dan urutan kerja yg akan dilakukan
·
Tersedianya lahan yg ada
·
Anggaran biaya pelaksanaan
·
Jenis dan volume bahan, peralatan yg digunakan
3. Organisasi Pelaksanaan
Dalam kaitannya dgn
pelaksanaan proyek, organisasi merup sekelompok orang dari berbagai latar
belakang ilmu yg terorganisir dan terkoordinir dlm wadah tertentu, melaks,
tugas tertentu dan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi proyek
dipimpin oleh seorang manajer/ kepala proyek dibantu oleh
beberapa personil inti dan staf.
Dalam menyusun organisasi
proyek, perlu diperhatikan hal-hal sbb :
·
Mengidentifikasikan fungsi dan kegiatan-kegiatan proyek
·
Menentukan sasran/ tujuan yg ingin dicapai
·
Membagi habis seluruh kegiatan yg akan dilakukan untuk mencapai sasaran
tsb/ penyelesaian proyek.
·
Mengelompokan kegiatan-kegiatan menjadi kesatuan praktis, dimana keg.dlm
satu kelomp. merup. keg. yg saling terkai
·
Menentukan tugas-tugas yg hrs dilaks. Oleh setiap kesatuan dan menyediakan
fasilitas kerja yg diperlukan.
·
Menempatkan personil yg mempunyai keahlian, pengalaman, kemampuan dan
kompetensi sesuai dg tugasnya masing-masing.